MORFOLOGI BAKTERI DAN TEKNIK PENGECATAN GRAM
A. Tujuan Praktikum
1. Mengenal morfologi sel dan morfologi koloni bakteri
2. Menentukan bakteri uji termasuk gram positif atau gram negative
B. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk-makhluk
hidup yang kecil, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop (mikros = kecil,
bios = hidup, logos = ilmu). Makhluk hidup yang kecil ini disebut mikroba atau
mikro-organisme.
Bakteri dari kata latin bacterium (jamak, bacteria),
adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (
mikroskopik) dan kebanyakan uniseluer (bersel tunggal), dengan struktur sel
yang reltif sederhana tanpa nucleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur el mereka dijelskan lebih lanjut
dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokarita, untuk
membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kmpleks, disebut
eukariota. Istilah “bakteri” telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk
kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari
semua organisme. Mereka tersebar ( berada di mana-mana) di tanah, air, dan
sebagai simbiosis dari organism lain. Banyak pathogen merupakan bakteri.
Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-µm, meski ada jenis
dapat menjangkau 0,3mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dindning sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi snagat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang berbeda dalam
strukturnya dari flagella kelompok lain.
Bakteri pertama ditemukan oleh Anthony van
Leeuwenhoek pada tahun 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri.
Istilah bacteriumi diperkenalkan
dikemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kota Yunani
βακτηριον yang memiliki arti “small stick”.
Mikroorganisme yang
ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu
pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras
dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara
untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah
dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk
mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangkaian pengecatan (Jimmo, 2008).
Morfologi bakteri dapat diamati dengan cara membuat preparat
mikroskopik dan untuk tujuan tertentu, preparat mikroskop harus
diwarnai.Preparat mikroskop ad dua macam yaitu preparat basah dan preparat
kering.Beberapa cara pewarnaan atau pengecetan yang perlu diketahui dalam
mengamati morfologi teruyama bakteri adalah pewarnan sederhana, pewarnaan gram,
pewarnaan acid fast atu pewarnaan negative.Sebelum melakukan pewarnaan
dilakukan pembuatan olesan dan fiksasi pada bakteri yang akan diamati.Olesan
adalah pemberian bakteri pada kaca benda sedangkan fiksasi adlah perlakuan pada
bakteri.Bakteri tersebut dimatikn sedemikian rupa,tetapi selnya mati tanpa
terjadi perubahan bentuk sel dan struktur yang berbeda dalam sel, dan memudakan
menempel, pada kaca benda.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan
sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah
”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah
bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan
positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi,
peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna
penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci
dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga
preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan
bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies
(Dwidjoseputro, 1994).
C.
Tinjauan
Pustaka
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun
1884. Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri
gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh
komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.
(Dwijoseputro, 2003).
Pewarnaan Gram termasuk pewarnaan diferensial karena dapat di gunakan
untuk membedakan Gram negative dan Gram positif. Pewarnaan ini sering di gunakan
dalam klasifikasi dan identifikasi bakteri. Komposisi dinding sel bakteri Gram
positif berbeda dengan Gram negative sehingga reaksi pewarnaan Gram berbeda.
Perwarnaan Gram menggunakan Gram A (cat Kristal violet), Gram B (Lyugol
iodine), Gram C (etanol : aseton = 1:1), Gram D (cat safranin). Hasil reaksi
pewarnaan Gram , bakteri Gram positif berwarna violet dan bakteri Gram negative
berwarna merah.
Gram-positif adalah bakteri yang mempertahankan zat warna kristal violet
sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan berwarna merah
bila diamati dengan mikroskop. Dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai
susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri Gram positif. Perbedaan
klasifikasi antara kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan
struktur dinding sel bakteri.
Bakteri yang digolongkan dalam jenis bakteri gram negatif memiliki
lapisan membran yang selapis saja, sedangkan bakteri gram positif memiliki
membran yang agak tebal sehingga dapat hidup pada keadaan lingkungan yang
ekstrim, seperti pH yang rendah, suhu tinggi dan lain sebagainya Perbedaan
dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding
selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran
sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari
dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang
dari sel.
Bakteri
gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada
metode pewarnaan gram bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji
pewarnaan gram, suatu pewarnaan penimbang (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Banyak
spesies bakteri gram negatif yang bersifat patogen,yang berarti mereka
berbahaya bagi organisme inang. Sifat potogen ini berkaitan dengan komponen
tertentu pada dinding sel gram negatif, terutama lapisan lipopolisakarida
(dikenal juga dengan LPS atau Endotoksin).
Tujuan
pewarnaan yaitu :
·
Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupu fungi.
·
Memperjelas ukuran dan bentuk jasad.
·
Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
· Melihat
reaksi jasad terhadap pewarna yang di berikan sehingga sifat-sifat fisik dan
kimia yang ada akan dapat di ketahui.
D. Metode (Cara Kerja)
1.
Mengenal
morfologi bakteri
|
||||||
2.
Teknik pengecetan gram
|
E. Hasil dan Pembahasan
NO
|
Nama Isolat
|
Gambar
|
Foam
|
Elevasi
|
Margin
|
1
|
Isolat A
Isolat B
Isolat C
Isolat D
|
|
Filamentous
Irregular
Filamentous
Filamentous
|
-
Raised
-
Raised
|
Undulate
Entire
Filamentous
Filamentous
|
2
|
Isolat E
Isolat F
|
|
Round
Ireguler
|
Raised
Raised
|
Entire
Lobate
|
3
|
Isolat G
Isolat H
Isolat I
|
|
Circular
Rhizoid
|
Convet
Lobate
|
Entire
Lobate
|
4
|
Isolat J
|
|
Circular
|
Raised
|
Entire
|
Pertumbuhan bakteri
membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni,
dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri yang sama genus dan
spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri
yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan
murni. Pembiakan yang murni diperlukan untuk identifikasi bakteri, untuk
memudahkan pengambilan koloni yang sama ketika ditanam pada media identifikasi.
Untuk melakukan hal ini, harus di mengerti jenis-jenis nutrien yang disyaratkan
oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum
bagi pertumbuhannya.
Tidak ada satu
perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultifasi semua bakteri dilaboratorium.
Bakteri amat beragam baik dalam persyaratan nutrisi maupun fisiknya, beberapa
bakteri mempunyai persyaratan yang rumit. Beberapa spesies tumbuh pada suhu
serendah 0 oC, sedangkan yang lain tumbuh pada suhu sampai 75 oC. Beberapa membutuhkan oksigen bebas, sedangkan
yang lain dihambat oleh eksigen. Karena alasan ini maka kondisi harus
disesuaikan dengan sedemikian sehingga menguntungkan bagi kelompok bakteri
tertentu yang sedang di telaah.
Pengamatan bentuk
dan ukuran sel bakteri akan tampak jelas jika dilakukan pewarnaan terhadap sel.
Kebanyakan sel-sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika di lihat di bawah
mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras. Demikian pula bagian-bagian
tertentu misalnya spora, flagella, kapsul atau dinding sel hanya dapat diamati
jika dilakukan pengecatan atau pewarnaan khusus. Dengan pewarnaan ini, bakteri
mula-mula dilapisi dengan larutan zat warna karbol gentinviolet (karbol kristal
violet, karbolmetil violet) dan didiamkan beberapa lama, kemudian disiram
dengan larutan yodium dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama. Sampai
tingkat pewarnaan ini selesai, semua bakteri akan berwarna ungu.
Langkah-langkah
utama dalam teknik pewarnaan antara lain:
a. Pembuatan
olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis.
b. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan
aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol.
c. Aplikasi zat warna tunggal, atau lebih dari 1 zat warna.
Pewarnaan gram pada praktikum ini dilakukan dalam 4 tahap yaitu:
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin.
Bakteri koliform
adalah kelompok mikro organisme yang ditemukan di Lingkungan, di
usus manusia dan hewan dan bahkan
dalam kotoran dari organisme berdarah panas. Mereka
diyakini tidak berbahaya untuk tubuh manusia tetapi keberadaan mereka di air
sumur sinyal bahwa air mungkin mengandung bakteri berbahaya lainnya
seperti patogen yang dapat menginfeksi kita dengan infeksi yang
berbahaya. Asumsi ini datang untuk menjadi seperti diyakini bahwa bakteri
colifom akan ditemukan di dalam air hanya saat air baru-baru ini telah
terkontaminasi dengan kotoran. Sebagian besar waktu,patogen ini tidak
mudah terdeteksi dalam air ini dan indikasi hanya menunjukkan kita bahwa mereka
yang hadir adalah dengan melihat bakteri coliform dalam air ini.
Bakteri koliform terdiri dari bakteri total, E. coli bakteri dan bakteri fecal.
Bakteri Total terutama ditemukan di dalam tanah. Setiap kali jenis bakteri
adalah satu-satunya jenis Bakteri coliform pada air sumur, maka
sumber kontaminasi dapat dikatakan dari lingkungan misalnya dari vegetasi di
dekatnya. Oleh karena itu, ini berarti jika ada patogen hadir di dalam air,
mereka mungkin akan datang dari daerah lingkungan yang sama. Bakteri E.coli
sebagian besar ditemukan di dalam usus dan tinja. Hal ini disebut sebagai
berbahaya bagi manusia tetapi penelitian mengatakan bahwa, pada waktu bakteri
dapat membawa strain yang berbahaya disebut sebagai E. coli 0157: H7 ketegangan
dengan itu. Strain bertanggung jawab untuk wabah diare dan jika kasus ini tidak
diobati dalam jangka waktu tertentu, tetesan darah mungkin mulai untuk menemani
diare.
Para kotoran bakteri
seperti E. bakteri coli sebagian besar terletak di usus dan kotoran organisme
berdarah panas. Kehadiran bakteri coliform dalam air dengan baik merupakan
tanda pasti bahwa air telah terkontaminasi dengan kotoran dan memakan sebelum
pengobatan mungkin menyebabkan Anda memiliki waktu yang sulit pemakaian limbah.
Bakteri membawa serta patogen yang sebagian besar kantong cairan
dari kotoran manusia dan karena itu tinja akan menjadi
ditolak kemampuan untuk mengalir dengan lancar keluar dari kondisi body.A
dikenal sebagai sembelit.
Macam-Macam Pengecatan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat
dikategorikan sebagai berikut :
1.
Pengecatan sederhana
Menggunakan satu macam zat warna (biru metilen/air fukhsin) tujuan hanya
untuk melihat bentuk sel. Pengecatan sederhana, merupakan pewarna yang paling
umum digunakan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum,
dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu
mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan
untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya
bermuatan positif).
Zat warna yang
dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut.
Pengecatan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi
bakteri secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah
biru metilen (30-60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5
detik).
gambar pewarnaan
sederhana
2.
Pewarnaan differensial dibagi pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam
Pengecatan differensial
Pewarnaan bakteri
yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram dan pewarnaan
tahan asam. Penjelasan sebagai berikut:
Pengecatan Gram
Pengecatan Gram atau
metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua
kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia
dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya,
ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini
pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella
pneumoniae.
Dengan metode
pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram
positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat
tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding
selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme
yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang
tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa
spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini
diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding
selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel
terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai
oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.Dalam
pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
- Zat warna utama (violet
kristal)
- Mordan (larutan Iodin) yaitu
senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.
- Pencuci / peluntur zat warna
(alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan
zat warna utama.
- Zat warna kedua / cat
penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah
kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
Bakteri Gram-negatif
adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode
pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu
gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada
uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah
metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau
merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri
ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu
1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal
violet) berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan
larutan mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol
asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Perbedaan dasar
antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya.
Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel dan membran sitoplasma
organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel
organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel.
Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang
tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis
(1-3 nm).
Sifat bakteri
terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi
suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram
positif dan bakteri Gram negatif yaitu:
Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu:
·
Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau
multilayer.
·
Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan
terdapat didalam
·
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat
kering, tidak mengandung asam tekoat.
·
Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
·
Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya
kristal violet.
·
Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.
·
Tidak resisten terhadap gangguan fisik.
·
Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat
·
Peka terhadap streptomisin
·
Toksin yang dibentuk Endotoksin
Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:
- Struktur dinding selnya
tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.
- Dinding selnya mengandung
lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan
tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung
asam tekoat.
- Bersifat lebih rentan
terhadap penisilin.
- Pertumbuhan dihambat secara
nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.
- Komposisi nutrisi yang dibutuhkan
lebih rumit.
- Lebih resisten terhadap
gangguan fisik.
- Resistensi terhadap alkali
(1% KOH) larut
- Tidak peka terhadap
streptomisin
- Toksin yang dibentuk
Eksotoksin Endotoksin
Contoh bakteri gram posittif
contoh bakteri gram negatif
|
|||||
Pewarnaan Tahan Asam
Pewarnaan ini ditujukan terhadap
bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar
menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya
karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan
tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun
seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam
(BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan
untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium
tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang
paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)
|
|||||
Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pewarnaan mikrobia antara lain adalah fiksasi, peluntur
warna, subtrat, intensifikasi pewarna untuk mempercepat pewarnaan mikrobia
sehingga zat akan terikat lebih mudah di dalam jaringan. Zat warna penutup
untuk memberikan warna kontras pada sel mikrobia, yang diwarnai yang tidak
menyerap warna pula (Soetrarto, 1995).
Reaksi yang
terjadi ketika penambahan alkohol 96%
gram + : lipid << +
alkohol 96% pori dinding sel yang terbentuk kecil, protein dinding
sel terdehidrasi, pori tertutup (kompleks kristal violet-iodine
tidak tercuci)
gram - : lipid >> +
alkohol 96% pori dinding sel
yang terbentuk besar, protein dinding sel terdehidrasi, pori tidak
tertutup (kompleks kristal violet-iodine tercuci)
Alkohol 96%
yang diteteskan di atas gelas benda didiamkan selama 30 detik kemudia dibilas
dengan aquades dengan tujuan agar warna dapat luntur secara sempurna dan tidak
ada yang tersisa di dalam gelas benda.
Setelah
pembilasan reagen alkohol 96% pada gelas benda sebelumnya, selanjutnya
diteteskan 1 tetes safranin di atas gelas benda tersebut kemudian didiamkan
selama 1 menit. Setelah itu, gelas benda dibilas dengan aquades hingga warnanya
hilang. Safranin merupakan pewarna tandingan atau pewarna sekunder. Zat ini
berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama
setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, safranin memberikan warna
pada mikroorganisme non target serta menghabiskan sisa-sisa cat atau pewarna.
Pewarnaan safranin masuk ke dalam sel dan menyebabkan sel menjadi berwarna
merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri gram positif dinding
selnya terdehidrasi dengan perlakuan alkohol, pori – pori mengkerut, daya
rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat
masuk sehingga sel berwarna ungu.
F.
Kesimpulan
Percobaan kali ini didapatkan kesimpulan sebgai berikut:
1. Metode
isolasi yang digunakan adalah streak plate dan pour plate memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam menentukan jumlah bakteri.
2. Metode pour plate lebih banyak terdapat koloni bakteri dari
pada metode strake plate.
3.Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaantersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram
negatif ditandai dengan pewarnaan merah, sedangkan yang positif
berwarna ungu.
4. Sel-sel bakteri secara
khas berbentuk kokus, basil, dan spiral. Kokus adalahbakteri yang serupa bola-
bola kecil. Kokus yang bergandeng dua disebut diplokokus, yang mengelompok
berempat disebut tetrakokus. Basil adalah bakteri
panjang berbentuk batang, yang bergandengan panjang disebut streptobasil
dan yang bergandeng dua disebut diplobasil. Spiral adalah baktreri yang bengkok yang menyerupai spiral
G.
Daftar Pustaka
Dwijoseputro, d. 1994. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Entjang Indan, 2003. Mikrobiologi &
Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung
Pelczar. J. Michael dan Chan E.C.S. 1986.
Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia : Jakarta.
Soetarto. 1995. Bakteri dan Virus. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1986. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect. Bandung.
Hiskis, ahmad. 1982. Kimia Larutan. Departemen kimia Fakultas MIPA ITB . Bandung
Soetarto. 1995. Bakteri dan Virus. Erlangga. Jakarta.
Dwidjoseputro. 1986. Mikrobiologi untuk Universitas. Ganesha Expect. Bandung.
Hiskis, ahmad. 1982. Kimia Larutan. Departemen kimia Fakultas MIPA ITB . Bandung